Kamis, 05 Juli 2012

Hari ke empat: telefon saat tidur





Ternyata hari tidur di kandang itu sangat tidak enak. Memang bukan secara langsung tidur di samping ayam-ayam tetapi tidur di depan kandang tempat gudang pakan dan tempat anak kandang kalau sedang berkumpul. Ya denanya seperti ini:
Bukannya saya tak mau tidur di kandang, tetapi karena alasan lain saya tak menyukainya. Pertama karena udara super duper dingin, kedua tidak ada tempat setrategis yang enak buat tidur, ketiga karena kalau sholat atau mau kencing jauh cukup lumayan jauh.

Selain itu alasan yang paling sederhana karena ……. Buat apa ada mess kalau ga di gunakan. Padahal yang paling aku bangga banggakan kalau di depan teman-teman soal tempat magangku adalah fasilitas mess dan makan gratisnya. Coba kalu kubilang gini ke teman-temanku “aku kalau magang tidurnya di kandang”, pasti teman-temanku pada ketawa HAHAHA……. HIHIHI….. WKWKWK…… HOHOHO…….

Makanya aku  bulang kalau aku suka tinggal di mess dari pada tinggal di kandang. Soal mau tinggal di kandang wahhh…. Itu soal lain. Boleh kalau di bilang itu untuk mencari nilai agar dapat nilai A, boleh juga aku mau karena banyak teman tapi, tetap aku lebih suka tinggal di mess yang ada tempat tidurnya, tV nya, kamar mandi dalam, bisa bebas pakai jaket dam selimut, juga enak ga ada yang gangguin.

Kembali pada kejadian hari ini. Acara pada hari ini dimulai dengan member makan dan minum ayam-ayam di kandang satu setelah sholat subuh. Bersama pak Jun, pak Pri, mas Yoyok dll kami memulainya setalah adan subuh. Saat masih pagi-pagi buta, jam 3.00 tepatnya meneger pak Alih datang untuk meninjau kami. Sebenarnya aku sama sekali tak tahu kalau Pak Alih datang karena saat dia datang aku menghap tembok. Yang memberitahukan kalau Pak Alih datang adalah Pak Jun yang selaku oprator dan anak kandang. Memang saat dia datang aku mendengar suara mobil kantoar dan suara pintu dibuka tatapi saat itu saya pikir itu adalah saha seorang diantara kami yang sedang keluar saja.

Dan masih seperti biasanya temanku Panji tidur dengan nyenyaknya. Kami bangunkan berkali-kali, dia tidak segera bangun. Setelah itu kami tinggal dia untuk bekerja lagi. Sekitar pukul 6.30 pekerjaan itu selesai. Setelah selesai itu mamanya Panji menelfon Panji, barulah setelah di telefon mamanya dia bangun. Enak juga ternyata hidupnya, habis bangun pagi langsung kopi dan rokokan. Padahal yang lain bekerja ekstra baru setelah itu kopi dan makan.

Jangan harap makan pagi sama enaknya dengan makan siang dan sore yang lauknya minimal ikan. Kalau pagi jatah makanya hanya nasi bungkus dengan lauk tahu, tempe atau rempeyek saja. Teteapi tetap saja makanya lezat di santap.

Entah kenapa ayam-ayam di sana banyak yang mati, rata-rata banyak yang mata kirinya bengkak. Kata Pak Drh. Bambang itu karena salah memvaksin. Nah dari situlah aku merasa bersalah. Karena aku paling amatir diantara orang-orang yang memvaksin. Gara-gara mendengar pembicaraan itu akau manajadi takut untuk memvaksin lagi. Yang aku takutkan adalah dapat mengurangi produksi perusahaan itu, iya kalau aku karyawan di sisni aku harus mempertanggung jawabkannya tetapi jika akau hanya anak magang yang Cuma coba-coba saja dan hasilnya banyak yang mati aku menjadi ga enak sama para tetingginya.

Siang harinya saat pelebaran kandang aku di suruh ikut untuk seterilisasi kandang di kandang empat. Sedangkan muzaki dan Panji tetap di kandang satu. Tugasku cukup mudah hanya menarik selang penyempron di dalam kandang. Sedangkan yang bagian menyemprot adalah petugasnya.

Sore itu aku dan Muzaki memutuskan untuk kembali di mess. Kami memilih tidur di mess karena di sana sudah ada TV. Lagian malam ini adalah malam Jumat, saatnya memperbanyak ibadah.

Di saat di tengah-tengah tidur ponselku berdering dari no yang tak di kenala. Pastilah aku sangat males mengangkatnya, apalagi di tengah-tengah tidur seperti itu. Setelah dua kali tak ku angkat barulah pemilik nomer itu mengirim sms padaku yang isinya ternyata dari mamanya Panji.

Mamanya tanya ini itu soal Panji. Oh ya saat itu panji memilih tinggal di kandang, menurut pendapatnya sih lebih enak tanya ini itu saat malam dari pada siang hari. Dengan alasan sederhana itu dia memilih tidur di kandang. Mamanya Panji ngobrol panjang banget. Mungkin panjangsa sama seperti rangkaian gerbong kereta. Akupun karena malas ya asal-asal balas pertanyaannya. Asal iya-iya dan iya saja, jarang saya mengatakan tidak kecualai saat bilang “maaf ya mas mengganggu”, karena sungkan ya saya balas “tidak koq bu, tidak mengganggu”. Padahal lumayan heheee…… (maaf ya bu).

Setelah itu saya tidur lagi sampai pagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar